12 Hal Penting untuk Memulai Micro-Lending

Lending adalah bisnis yang beresiko, terlebih pada era ketidakpastian, inflasi, dan lemahnya penegakan hukum. Namun demikian segment micro masih berpotensi dan layak didukung sebab perekonomian kita, bahkan perekonomian Cina disokong oleh usaha kecil. Segment micro ini adalah tempat dimana penetrasi Bank relatif kecil, dan secara tradisional adalah area bermain shadow banking yang beroperasi perorangan. Tanpa shadow banking tidak mungkin Cina bertumbuh sebesar ini, demikian pula Indonesia perlu pemerataan akses kredit sampai lapisan paling bawah masyarakat namun dengan memperhatikan keadilan, tanggungjawab dan kredit sebagai win-win solution. Berikut 11 hal penting yang perlu diperhatikan siapa saja yang berniat terjun dalam micro-lending untuk menghasilkan keuntungan dan juga demi tujuan sosial:
  1. Dirikan usaha secara legal sebagai Koperasi, PT atau lainnya. Micro-lending umumnya tidak selalu di bawah wewenang Bank Sentral. 
  2. Pastikan modal cukup sampai jangka menengah dengan memperhatikan market penetration, resiko dan learning curve. 
  3. Perkecil biaya transaksi dan biaya tetap, serta identifikasi faktor skala ekonomis, seperti tehnologi, agent dan promosi mengingat bisnis ini volume based
  4. Bidik target customer yang aman namun kurang diperhatikan pesaing. Target customer yang aman adalah yang kita ketahui resiko bisnisnya, memiliki deviasi penghasilan kecil dari waktu ke waktu dan secara psikologis dewasa. Target customer umumnya kurang percaya diri datang mencari pinjaman oleh sebab itu kembangkan enviromental scanning untuk mengidentifikasi mana saja target customer yang layak dan lakukan pendekatan kelompok secara informal. 
  5. Identifikasi kelompok berpengaruh dan kembangkan kerjasama. Kelompok ini umumnya mencakup pihak yang disegani (Patron) seperti tokoh sosial keagamaan dan jalin kerjasama dengan Partner yang memiliki kepentingan sama untuk mengembangkan debitur yang berkualitas. Misalnya Pedagang Besar dapat diajak bermitra untuk mereferensikan kredit usaha bagi pengecer di bawah jaringannya, yang juga akan menguntungkan pedagang tersebut dengan peningkatan order. 
  6. Biarkan pasar berkembang dengan Client get Client dan Partner get Partner pada target customer yang dibidik. Jangan terlalu percaya diri terhadap credit assessment tanpa adanya peer/ social pressure dan jaringan partner. 
  7. Perekrutan dan budaya karyawan. Rekrut staff operasional dari daerah sasaran, sebab pendekatan micro-lending adalah peer / social pressure. Meski berfokus sales, dari awal kembangkan budaya kualitas kredit, pertanggungjawaban pribadi dan kebersamaan (sukses bersama, gagal bersama) sebab bisnis ini pada dasarnya adalah people business
  8. Lakukan credit assessment berdasarkan referensi Partner, Patron dan trade partner (jaringan sosial), dan cash-flow ; bukan berdasarkan business plan, jaminan atau asset dimiliki, riwayat kredit, dan catatan keuangan. 
  9. Kembangkan sistem credit approval yang terpusat namun cepat dan bersandar pada pendekatan deduktif (teori-pengamatan-konfirmasi). Jika terpaksa pada langkah awal ini boleh saja sedikit melupakan pendekatan Scoring (Application Scoring) yang induktif (pengamatan-pengenalan pola-teori). 
  10. Kembangkan positive reinforcement untuk membayar, bukan dengan jaminan, garansi atau legal action seperti dengan hadiah, kunjungan collector, atau social acknowledgment. 
  11. Jaminan. Jangan terpaku pada collateral standard, gunakan jaminan lainnya seperti PO, sertifikat tanah, ijazah, dll. 
  12. Perpendek tenor, perpendek frekuensi penagihan dan percepat amortisasi untuk fokus pada pengembalian modal di awal.
Lihat juga:
Reversal of fortune in China’s peer-to-peer lending boom: http://www.ft.com/cms/s/0/6348c35e-79d8-11e3-a3e6-00144feabdc0.html

China's Online Lenders Provide Alternative To Bank Behemoths: http://www.forbes.com/sites/simonmontlake/2013/07/08/chinas-online-lenders-provide-alternative-to-bank-behemoths/

Biografi Dr. Muhammad Yunus dari Grameen Bank : http://www.grameen-info.org/index.php?option=com_content&task=view&id=329&Itemid=363

KIVA – Loans that Change Live: http://www.kiva.org/

Microcredit is used to describe small loans granted to low income individuals that are excluded from the traditional banking system. It is part of the larger microfinance industry, which provides not only credit, but also savings, insurance, and other basic financial services to the poor ... http://www.microworld.org/en/about-microworld/about-microcredit

The Global Need for Micro Financing & Social Business - Prof Muhammad Yunus: http://www.youtube.com/watch?v=n2meeLNcBS4